
Sementara sisanya belum mampu membaca dengan baik dan benar, karena kurangnya perhatian pemerintah terhadap peningkatan kualitas tunanetra tersebut. Hal itu dikatakan Zuhdi AR saat penutupan pelatihan tulis baca Arab Braille bagi 20 tunanetra Aceh Besar dan Kota Banda Aceh, Sabtu (24/11/2012).
Pelatihan selama empat hari itu digelar DPD Pertuni Aceh melalui bantuan Wakil Gubernur Aceh Muzakkir Manaf. Ia mengharapkan perhatian pemerintah agar pelatihan yang sama bisa dilakukan untuk seluruh tunanetra di Aceh. Sehingga tunanetra daerah ini mampu menulis, membaca , memahami dan menghafal serta mengakses isi kandungan Al Quran secara baik dan benar.
DPD Pertuni Aceh dengan donasi relatif terbatas, kini mengandalkan Junaidi, satu-satunya instruktur tunanetra ahli tulis baca Arab Braille Al Quran dari Dinas Sosial yang hanya mampu melatih 20 anggotanya di Banda Aceh dan Aceh Besar. Padahal, seperti diberitakan Serambi Indonesia, seribuan anggota Pertuni lainnya juga membutuhkan pelatihan sama.*
Bagikan artikel ini ke :
Artikel Yang Mungkin Berkaitan :
- Keutamaan Suroh Al-Fatihah
- Ahmad Tohari Terjemahkan Quran ke Bahasa Banyumas
- Seputar Al-Qur`an (singkat)
- [Kisah Nyata] Hujan Pasir
- Niat yang Ikhlas (baik)
- Menakjubkan! Pengaruh al-Qur’an terhadap tubuh Manusia
- Al-Qur’an Bergema Di parlemen Selandia Baru
- TILAWAH Al-QUR’AN DAN ADAB-ADABNYA
- Qori’ Yang Bagus Untuk Belajar Tajwid
- Tafsir Surat Al-Lahab (Al-Masad)