Setiap hari, Qanaf Badi melihat tong sampah di ibu kota Yaman, Sanaa, untuk mencari salinan alquran dan cetakan lain yang menuliskan nama Allah. Selain kitab suci, Badai mengumpulkan surat kabar, undangan pernikahan, dan pamflet yang menulis nama Allah.
“Saya sudah melakukan ini sejak akhir 2008. Saya keluar setelah shalat subuh, atau kapan saja, dan aku berjalan mencari mereka (salinan quran),” kata Badi kepada Reuters seperti dilansir Al-Arabiya, Senin (20/5).
Badi merupakan mantan pekerja pabrik tekstil. Setiap hari, Badi mengambil Alquran yang dibuang dan dikumpulkan kembali ke rumahnya. Rumahnya kini menjadi tempat penyimpanan ribuan Alquran dan barang-barang religius lainnya.
“Ibuku selalu berteriak dan meminta ayah saya mencari ruang untuk semua buku yang dia kumpulkan,” ujar Samah Qanaf, putri Badi.
Namun, Badi bertekad tidak menyimpan Alquran di rumahnya. Dia ingin memperbaiki sebanyak mungkin Alquran itu dan mengirimnya ke sekolah dan masjid.
Sementara itu, Sheikh Jabry Ibrahim, instruktur di Departemen Endowment mengatakan Aluran tidak seharusnya dibuang. “Meninggalkan Alquran adalah kejahatan dalam dirinya sendiri apalagi membuangnya di tempat sampah atau di jalan. Ini tidak bisa diterima,” tegasnya.
Sumber
- Gelar MTQ internasional, Sumsel butuh anggaran Rp 30 Miliar
- PAI Berencana Bangun Resort Tahfidz Pertama di Indonesia
- Presiden RI Pukul Beduk Perdana
- 100 Orang Hadiri ‘Berantas Buta Huruf al-Quran’ di Pulau Kera
- Program Hafal Al Quran untuk PNS Rokan Hulu Terus Dilakukan
- Kagumi Alquran, Joel Underwood Pun Memeluk Islam
- Laboratorium Alquran Akan Dibangun di Sumsel
- Kemenag akan Terbitkan al-Quran Braille
- Beasiswa Penghafal Quran Universitas Andalas
- Wamenag: Setiap Tahun Indonesia Butuh 2 Juta Al-Quran