Syeikh Bakri al-Tarabishi dilahirkan di kota Damaskus, Suriah, pada tahun 1338 Hijriyah atau 1921 Masehi. Ayahnya adalah Syeikh Abdul Majid al-Tarabishi, salah seorang ulama fiqh terkemuka di Damaskus dengan mahzab Hanafi dan dipilih menjadi orang kepercayaan oleh Raja Faisal bin al-Husayn setelah kejatuhan Kekhalifahan Utsmani di Suriah pada 1918 M.
Syeikh Bakri mulai belajar al-Qur`an sejak kanak-kanak. Ia berhasil menghafalnya pada usia 12 tahun. Tiga tahun kemudian, tepatnya saat berusia 15 tahun, Syeikh Bakri muda berhasil menyempurnakan hafalannya dengan alunan bacaan yang baik dan tajwid yang benar.
Selain belajar dan menghafal al-Qur`an, Bakri remaja ikut berniaga bersama ayahandanya.
Ketika berusia 12 tahun, ayahnya membawa putranya itu kepada Syeikh Abdul Wahab Hafidz, atau yang dikenal juga sebagai Syeikh Abdul Wahab Dabs wa Zayt, untuk belajar al-Qur`an. Bakri muda kemudian juga menjadi murid dari Syeikh Izzuddin ‘Araqsusi.
Saat usianya menginjak 20 tahun, Bakri menghafal al-Qur`an dibawah pengawasan dan bimbingan Syeikh Abdul Qadir al-Sabbagh, yang memiliki jalur riwayat bacaan dari Syeikh Ahmad Hulwani yang lebih senior darinya.
Pada tahun 1942, Syeikh Salim al-Hulwani memberikan ijazah kepada Bakri al-Tarabishi, untuk tujuh ragam bacaan al-Quran yang dikuasainya dari sanad Shatibi.
Tidak lama kemudian, Syeikh Salim al-Huwaini meninggal dunia. Syeikh Bakri al-Tarabishi adalah orang terakhir yang mendapatkan sertifikat bacaan al-Qur`an dari beliau.
Sepeninggal gurunya itu, Syeikh Bakri belajar 10 ragam bacan al-Qur’an dari Syeikh Muhammad Faiz al-Dayr ‘Atani, kawan sebaya Syeikh Salim al-Huwaini.
Dengan demikian Syeikh Bakri al-Tarabishi menjadi salah seorang penghafal al-Qur`an dengan sanad (jalur penyampaian riwayat) terpendek di dunia. Beliau hanya melewati 27 perantara bacaan dengan Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihiwasallam. Orang terakhir yang juga memiliki jalur bacaan terpendek yang sama dengan Syeikh Bakri, telah lebih dulu wafat 30 tahun silam.
Syeikh Bakri tidak meninggalkan karya tulis apapun, namun ia mewariskan ilmu bacaan al-Qur`an kepada banyak muridnya, yang terus mengajarkan dan menyampaikan riwayat bacaan al-Qur`an yang indah kepada Muslim di seluruh penjuru dunia. Di antara para muridnya adalah Syeikh Muhammad Shaqrun di Uni Emirat Arab, Syeikh Husam Sabsabi di Kuwait, Syeikh Muhammad Burkab di Aljazair, Syeikh Umar Da’uq di Libanon, dan Syeikh Isam Abdul Mawla di Yordania.
Syeikh Bakri dan murid-muridnya mengerahkan segala kemampuan yang mereka miliki untuk menyebarkan al-Qur`an di manapun mereka berada. Syeikha Shaqrun mendirikan yayasan dan sekolah besar khusus mendidik para penghafal al-Qur`an di Dubai, di mana muridnya mendapatkan pengakuan berupa sertifikat jika berhasil menjadi hafidz. Syeikh Husam menjadi salah satu staf di Kementerian Urusan Agama Kuwait, yang khusus mengurus pengajaran bacaan al-Qur`an. Syeikh Umar Da’uq terlibat dalam proyek yang sama di Libanon. Di Aljazair, Kuwait dan Uni Emirat Arab sertifikat hafidz bagi pengahafal al-Qur`an dianggap setara dengan ijazah sarjana lulusan universitas.
Di Dubai pada tanggal 23 Februari 2012, Syeikh Bakri al-Tarabishi bin Abdul Majid al-Tarabishi dipanggil ke rahmatullah. Innalillahi wa innailaihi raji’iun.Semoga Allah memberikan tempat yang terbaik bagi beliau di surga-Nya dan menggantinya dengan hufadz, para pewaris al-Qur’an yang mulia dalam jumlah yang lebih banyak lagi.*
SUmber
Lihat Komentar (2)
Very neat article.Really thank you! Fantastic.
wow, awesome post.Really thank you! Want more.