Tidak ada buku atau produk cetakan yang bisa mengimbangi jumlah pencetakan Al-Quran. Bahkan, di Amerika, best seller-nya adalah Al-Quran.
Hidayatullah.com– Kebutuhan Al-Quran di Indonesia belum terpenuhi. Setidaknya dibutuhkan tidak kurang dari dua juta Al-Quran setiap tahunnya.
“Sebagai negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia, wajar jika kebutuhan Al-Quran di Indonesia sangat besar. Tidak ada buku atau produk cetakan yang bisa mengimbangi jumlah pencetakan Al-Quran,” kata Wakil Menteri Agama Nasaruddin Umar saat menerima perwakilan Komunitas One Day One Juz (ODOJ) di ruang kerjanya, Jakarta, Rabu (23/4/2014).
“Bahkan, di Amerika, best seller-nya adalah Al-Quran,” tambah Wamenag.
ODOJ adalah komunitas yang bertujuan mengakrabkan umat Islam kepada Al-Quran dengan merutinkan tilawah satu juz per hari, dengan memanfaatkan teknologi informasi. Sekarang ini komunitas ODOJ tercatat mempunyai anggota mencapai 92.000 orang yang tersebar di seluruh Indonesia, Australia, Hongkong, Qatar, USA, Jepang, Jerman, Turki, dan Singapura.
Setiap anggota ODOJ dikelompokkan dalam satu grup blackberry messenger (BBM) atau whatsapp messenger (WA) yang beranggotakan 30 orang. Dengan begitu, setiap hari mereka bisa berbagi juz antar-anggota grup untuk mengkhatamkan Al-Quran.
Menurut Wamenag, tingkat kerusakan sebuah buku bergantung pada sejauh mana keterpakaiannya. Semakin sering dibaca, potensi sebuah buku akan rusak atau sobek akan semakin besar.
“Buku yang tidak dibaca itu tidak robek. Tapi buku yang robek adalah buku yang sering dibaca. Al-Quran banyak dibaca,” terang Wamenag, diberitakan laman Kemenag.
Dikatakan Wamenag, kebutuhan Al-Quran di Indonesia sangat tinggi karena banyak dibaca. Semakin sering dibaca, semakin banyak cetakan Al-Quran yang rusak, apakah karena sobek atau sebab lainnya.
“Semakin sering dibaca, perlu Al-Quran banyak karena tingkat kerusakan cetakan Al-Quran juga semakin tinggi. Itu yang membuat kita butuh Al-Quran 2 juta per tahun,” kata Wamenag.
“Demikian juga dengan Al-Quran terjemahan. Sekarang ini seperti pisang goreng dijual di toko buku,” imbuhnya sembari menambahkan bahwa dalam event Islamic Book Fair, buku yang paling digemari adalah Al-Quran.
Wamenag menyambut baik dan mengapresiasi inisiatif komunitas ODOJ. Wamenag menyarankan agar aplikasi yang dibuat tidak terbatas pada BBM dan WA, tetapi juga lainnya yang bisa memudahkan semua pengguna handphone.
“Produk ini juga harus bisa masuk pada seluruh lapisan masyarakat, dari yang paling bawah sampai yang paling atas, bahkan sampai Presiden,” saran Wamenag.
“Al-Quran itu bisa memberikan kepuasan bagi masyarakat bawah, dan pada saat yang sama juga bisa memberi kepuasan pada masyarakat tingkat khawasul-khawash,” katanya.
Oleh perwakilan ODOJ, Wamenag didaulat menjadi penasihat dan diharapkan kehadirannya pada launching ODOJ yang rencananya akan dilaksanakan pada awal Mei 2014 di Masjid Istiqlal. “Boleh. Saya mau diapain saja, asal terkait Al-Quran,” ujar Wamenag.*
- Politikus Belgia Ini Pegang dan Lecehkan Al Quran saat Pidato
- Gunakan Bacaan Al-Quran, Video Musik CL 2NE1 Diprotes Federasi Muslim Korea
- Program Hafal Al Quran untuk PNS Rokan Hulu Terus Dilakukan
- Laboratorium Alquran Akan Dibangun di Sumsel
- 100 Orang Hadiri ‘Berantas Buta Huruf al-Quran’ di Pulau Kera
- Kemenag – Turki Beri Beasiswa Tahfidz Al-Quran
- 2000 Santri TPQ se Solo Beri Dukungan Rakyat Suriah dan Palestina
- PAI Berencana Bangun Resort Tahfidz Pertama di Indonesia
- Hafiz Quran Indonesia Go Internasional
- Kemenag akan Terbitkan al-Quran Braille