
Warteg Keliling “Joni Abadi”, Titik Balik Kehidupan Ricky
Ricky Ricarvi Irawan (31) tertunduk. Ia tertekan dan mencoba menyelami apa yang terjadi.
Hari itu, 1 Maret 2015, perusahaan yang dibangun dengan susah payah bertahun-tahun, hancur seketika. Empat toko yang menjajakan oleh-oleh Bandung miliknya tutup satu per satu. Tak ada lagi tabungan ataupun aset. Yang tersisa adalah utang yang begitu besar.
“Saya terjerat riba. Memulai dengan pinjaman riba, cicilan pun riba. Toko empat habis semuanya,” ujar Ricky kepada Kompas.com, belum lama ini.
Saat itu, Ricky tak mampu berpikir banyak. Yang ada di pikirannya adalah satu tempat, yakni Masjid Al-Latief di Jalan Saninten, Bandung. Ia menenggelamkan diri dalam sujudnya. Ia berdoa dan memasrahkan kehidupannya pada Sang Pencipta.
“Saya bertaubat. Bukan hanya karena usaha saya yang bangkrut. Tapi karena kelakuan saya di masa lalu yang sangat tidak baik,” ungkap Ricky.
Selama enam bulan, Ricky mengabdikan hidupnya di masjid. Ia membantu membersihkan masjid, merawat tanaman masjid, ikut tausyiah, hingga beritikaf.
“Kalau kita beriman, kita tidak akan kelaparan. Selama saya diam di masjid pun tanpa bayaran sedikit pun, saya tidak pernah kelaparan,” ungkapnya.
Ricky pun bergabung dengan komunitas Pemuda Hijrah. Bahkan ia bergabung dengan komunitas one day one juz. Hingga suatu hari ia berhasil bangkit dan berniat kembali berusaha. Namun memulai usaha dengan tabungan 0 rupiah, dan utang yang menumpuk tidaklah mudah.
Namun dengan pertolongan Allah, satu per satu ia menemukan solusinya. Dimulai dengan investor yang mempercayakan mobil VW-nya untuk digunakan Ricky berjualan.
Lalu tiga orang teman yang meminjamkan uangnya untuk modal, tanpa bunga ataupun bagi hasil.
“Saya menghindari pinjaman riba sekarang. Alhamdulillah, dari tiga teman tersebut terkumpul uang Rp 3 juta untuk modal saya berjualan,” ucapnya.
Dengan mengucap bismillah ia pun memulai bisnis warteg keliling “Joni Abadi”. Tidak hanya berjualan, ia pun bertekad untuk berdakwah dan berbagi pahala. Itulah mengapa ia menerapkan konsep mengaji dua juz gratis makan di wartegnya. Itu karena kecintaannya pada Al-Quran.
Baginya, warteg keliling Joni Abadi, adalah sebuah titik balik dari kehidupannya.
“Mudah-mudahan lebih berkah untuk saya, istri, dan anak saya,” tutupnya.(Kompas.com)
Penulis | : Kontributor Bandung, Reni Susanti |
Editor | : Farid Assifa |
- Belajar dari Keluarga Imran yang Tercatat Abadi Dalam Quran
- Tragedi Iman Seorang Hafidz
- Fatih Seferagic, Pemuda Hafal Quran yang Ganteng dan Gaul
- Mengunjungi Kampung Qur’an Payakumbuh
- Cinta Sejati
- Agar Berberkah Pada Segala Keadaan
- Profesor Bulgaria Ini Masuk Islam Setelah Terjemahkan Alquran
- Umur 12 tahun hafal al-Quran, Kusai Qiraat Sugra dan Kitab Sahih Bukhari
- Ciri Hati yang Telah Mendapat Celupan al-Quran
- Jin Shalih yang Wafat karena Bacaan Al Qur`an